Kamis, 05 November 2015

Stres, Musik Dan Hubungannya Dengan Belajar

Dalam dunia pembelajaran, metode cara belajar diharapkan dapat semakin berkembang seiring berkembangnya pendidikan. Hingga sering kali para dosen dan mahasiswa/i masih sulit menerapkan cara belajar yang optimal dan efektif. Mahasiswa/i sulit melaksanakan cara belajar yang optimal dan efektif karena belum secara rinci mengetahui hubungan belajar dengan tingkat gangguan atau kekacauan mental (stres) dan musik. Dan ditambah pula sistem pendidikan yang masih belum setara dengan sistem pendidikan di daerah perkotaan. Dan masih banyak hal serta pertimbangan dalam mengeksplorasi cara belajar yang optimal dan efektif.

A. Definisi Stres dan Musik

1. Stres

a. Pengertian Stres 
Stres merupakan suatu kondisi yang disebabkan adanya ketidaksesuaian antara situasi yang diinginkan dengan keadaan biologis, psikologis atau sistem sosial individu tersebut (Sarafino 2006).

Agolla dan Ongori (2009) juga mendifinisikan stres sebagai persepsi dari kesenjangan antara tuntutan lingkungan dan kemampuan individu untuk memenuhinya.

Menurut Santrock (2003) stres merupakan respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stres (stressor), yang mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya (coping).

Baron dan Byrne (1997) menyatakan bahwa stres merupakan respon terhadap persepsi kejadian fisik atau psikologis dari individu sebagai sesuatu yang potensial menimbulkan bahaya atau tekanan emosional.

Selye (dalam Munandar, 2001) menyatakan bahwa stres adalah tanggapan menyeluruh dari tubuh terhadap setiap tuntutan yang dating atasnya. Jadi stres bersifat subyektif tergantung bagaimana orang tersebut memandang kondisi penyebab stress (stressor).

Menurut Morgan dan King, “…as an internal state which can be caused by physical demands on the body (disease conditions, exercise, extremes of temperature, and the like) or by environmental and social situations which are evaluated as potentially harmful, uncontrollable, or exceeding our resources for coping” (Morgan & King, 1986: 321).

Menurut Hager (1999), stres sangat bersifat individual dan pada dasarnya bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban yang dirasakannya. Namun, berhadapan dengan suatu stressor (sumber stres) tidak selalu mengakibatkan gangguan secara psikologis maupun fisiologis. Terganggu atau tidaknya individu, tergantung pada persepsinya terhadap peristiwa yang dialaminya. Faktor kunci dari stres adalah persepsi seseorang dan penilaian terhadap situasi dan kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari situasi yang dihadapi (Diana, 1991).

Stressor yang sama dapat dipersepsi secara berbeda, yaitu dapat sebagai peristiwa yang positif dan tidak berbahaya, atau menjadi peristiwa yang berbahaya dan mengancam. Penilaian kognitif individu dalam hal ini nampaknya sangat menentukan apakah stressor itu dapat berakibat positif atau negatif. Penilaian kognitif tersebut sangat berpengaruh terhadap respon yang akan muncul (Selye, 1956).

Penilaian kognitif bersifat individual differences, maksudnya adalah berbeda pada masing-masing individu. Perbedaan ini disebabkan oleh banyak faktor. Penilaian kognitif itu, bisa mengubah cara pandang akan stres. Dimana stres diubah bentuk menjadi suatu cara pandang yang positif terhadap diri dalam menghadapi situasi yang stressful. Sehingga respon terhadap stressor bisa menghasilkan outcome yang lebih baik bagi individu.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa stres adalah ketidaksesuaian antara situasi yang diinginkan dimana terdapat kesenjangan antara tuntutan lingkungan dan kemampuan individu untuk memenuhinya yang dinilai potensial membahayakan, mengancam, mengganggu dan tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk melakukan coping. Jadi, stres adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol.

b. Jenis-jenis stres
Stres selalu menjadi keluhan bagi kebanyakan orang. Untuk terhindar dari masalah yang satu ini sebelumnya kenalilah jenis-jenis stres. Dari penelitian yang dikutip timesofindia.com, terdapat tiga jenis stres yang kerap menyerang.

Stres kimia: merupakan jenis stres yang ditimbulkan oleh beberapa reaksi dari konsumsi alkohol, rokok, makanan dan minuman berpengawet yang dikonsumsi secara rutin.

Tips : tentunya Anda harus menghindari alkohol dan rokok. Selain itu Anda juga berkewajiban untuk mengkonsumsi jenis makanan sehat. Mengkonsumsi jenis makanan rumahan bisa menjadi pilihan.

Stres fisik: stres jenis ini terjadi karena berbagai keadaan. Seperti kecelakaan, posisi yang tidak tepat saat tidur, atau terlalu lama beraktivitas di depan komputer.

Tips : istirahatkan tubuh Anda setiap setengah jam sekali saat Anda bekerja di depan komputer. Menghirup udara segar di taman kantor atau melakukan peregangan kecil bisa menjadi alternatif. Dengan begitu otot Anda akan kembali menjadi rileks.

Stres emosional: stres ini tidak bisa disembuhkan dengan obat medis. Karena stres ini berhubungan dengan rasa marah atau frustasi yang seringkali menimbulkan stres.

Tips : Anda bisa mencoba bentuk meditasi seperti yoga. Selain membuat pikiran Anda nyaman, yoga juga menghadiahkan banyak manfaat kesehatan lainnya.

Berdasarkan Kesibukan sehari-hari, ditambah dengan masalah yang datang dan pergi, seringkali membuat kita stress. Stres sering kali diidentikkan dengan emosi negatif yang berakibat buruk bagi kesehatan. Namun, stres ternyata tidak selamanya buruk. Ada pula stres yang memiliki manfaat baik. Berikut ini adalah beberapa jenis stres yang perlu Anda kenali.

· Stres baik
Stres tidak hanya dipicu sepenuhnya oleh pengalaman negatif. Bahkan, pengalaman positif juga dapat membawa stres, seperti upacara kelulusan atau pernikahan. Namun, tipe stres seperti ini dalam dosis kecil sebenarnya baik untuk sistem imun kita. Selain itu, tipe stres ini juga dapat membuat banyak orang lebih mudah untuk menciptakan tujuan dan menikmati proses mencapainya dengan penuh energi.

· Distres internal
Ini adalah tipe stres yang buruk. Distres merupakan tipe stres negatif hasil dari pengalaman buruk, ancaman, atau perubahan situasi yang tidak terduga dan tidak nyaman. Pada dasarnya, tubuh kita menginginkan rasa aman sehingga apabila rasa tersebut terusik, tubuh pun mengalami distres.

· Distres akut
Distres akut terjadi ketika seseorang mengalami distres yang dipicu oleh peristiwa buruk yang berlalu dengan cepat. Sementara stres kronik terjadi ketika seseorang harus menahan stres dalam waktu yang lama. Kedua tipe stres ini akan memicu timbulnya hiperstres.

· Hipostres
Ternyata hari-hari tanpa kekhawatiran dan tantangan juga dapat memicu tipe stres lainnya, yaitu hipostres. Hipostres merupakan “ketidakadaan” stres, tetapi bisa juga diartikan kebosanan yang ekstrem. Seseorang yang mengalami hipostres mungkin merasa tidak tertantang, tidak memiliki motivasi untuk melakukan apa pun. Hipostres dapat memicu perasaan depresi dan kesia-siaan.

· Eustres
Eustres merupakan stres yang sangat berguna lantaran dapat membuat tubuh menjadi lebih waspada. Eustres membuat tubuh dan pikiran menjadi siap untuk menghadapi banyak tantangan, bahkan bisa tanpa disadari. Tipe stres ini dapat membantu memberi kekuatan dan menentukan keputusan, contohnya menemukan solusi untuk masalah.

Selye (dalam Munandar, 2001) membedakan stres menjadi 2 (dua), yaitu:
· Distress, merupakan jenis stres yang diakibatkan oleh hal-hal yang tidak menyenangkan. Sebagai contoh: pertengkaran, kematian pasangan hidup, dan lain-lain.
· Eustress, Merupakan jenis stres yang diakibatkan oleh hal-hal yang menyenangkan. Sebagai contoh: perubahan peran setelah menikah, kelahiran anak pertama, dan lain-lain.

Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
· Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.
· Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.

Salah satu jenis stres yang sering ditemukan dikalangan remaja ialah stresor skademik. Stresor akademik diidentifikasi dengan banyaknya tugas, kompetisi dengan siswa lain, kegagalan, kekurangan uang, relasi yang kurang antara sesama siswa dan guru, lingkungan yang bising, sistem semester, dan kekurangan sumber belajar (Agolla dan Ongori, 2009).

Stres yang terjadi di lingkungan sekolah atau pendidikan biasanya disebut dengan stres akademik. Olejnik dan Holschuh (2007) mengambarkan stres akademik ialah respon yang muncul karena terlalu banyaknya tuntutan dan tugas yang harus dikerjakan siswa.

Stres akademik adalah stres yang muncul karena adanya tekanan-tekanan untuk menunjukkan prestasi dan keunggulan dalam kondisi persaingan akademik yang semakin meningkat sehingga mereka semakin terbebani oleh berbagai tekanan dan tuntutan (Alvin, 2007). Menurut Gusniarti (2002), stres akademik yang dialami siswa merupakan hasil persepsi yang subjektif terhadap adanya ketidaksesuaian antara tuntutan lingkungan dengan sumber daya aktual yang dimiliki siswa.

Berdasarkan berbagai definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa stres akademik adalah suatu kondisi atau keadaan dimana terjadi ketidaksesuaian antara tuntutan lingkungan dengan sumber daya aktual yang dimiliki siswa sehingga mereka semakin terbebani oleh berbagai tekanan dan tuntutan.

Selanjutnya, Olejnik dan Holschuh (2007) menyatakan sumber stres akademik atau stresor akademik yang umum antara lain:

a) Ujian, menulis, atau kecemasan berbicara di depan umum
Beberapa siswa merasa stres sebelum ujian atau menulis sesuatu ketika mereka tidak bisa mengingat apa yang mereka pelajari. Telapak tangan mereka berkeringat, dan jantung berdegup kencang. Mereka merasa sakit kepala atau merasa dingin ketika dalam situasi ujian. Biasanya siswa siswi ini tidak bisa melakukan yang terbaik karena mereka terlalu cemas ketika merefleksikan apa yang telah di pelajari.

b) Prokrastinasi
Beberapa guru menganggap bahwa siswa yang melakukan prokrastinasi menunjukkan ketidakpedulian terhadap tugas mereka, tetapi ternyata banyak siswa yang peduli dan tidak dapat melakukan itu secara bersamaan. Siswa tersebut merasa sangat stres terhadap tugas mereka.

c) Standar akademik yang tinggi
Stres akademik terjadi karena siswa ingin menjadi yang terbaik di sekolah mereka dan guru memiliki harapan yang besar terhadap mereka. Hal ini tentu saja membuat siswa merasa tertekan untuk sukses di level yang lebih tinggi. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa stresor akademik yang umum antara lain: ujian, menulis, atau kecemasan berbicara di depan umum, prokrastinasi, standar akademik yang tinggi.

c. Musik
Pengertian Musik Menurut Ahli : 
Pengertian musik menurut Banoe (2003 : 288), musik yang berasal dari kata muse yaitu salah satu dewa dalam mitologi Yunani kuno bagi cabang seni dan ilmu; dewa seni dan ilmu pengetahuan. Selain itu, beliau juga berpendapat bahwa musik merupakan cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara ke dalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami oleh manusia. 
Pengertian musik menurut Jamalus (1988 : 1), musik adalah suatu hasil karya seni berupa bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur pokok musik yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu serta ekspresi sebagai suatu kesatuan. 
Pengertian musik menurut Sylado (1983 : 12)mengatakan, bahwa musik adalah waktu yang memang untuk didengar. Musik merupakan wujud waktu yang hidup, yang merupakan kumpulan ilusi dan alunan suara. Alunan musik yang berisi rangkaian nada yang berjiwa akan mampu menggerakkan hati para pendengarnya. 
Kesimpulan Pengertian Musik Menurut Ahli

Dari pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa pengertian musik adalah segala sesuatu yang ada hubungan dengan bunyi dan memiliki unsur-unsur irama, melodi dan harmoni yang mewujudkan sesuatu yang indah dan dapat dinikmati melalui indra pendengar.

Dari pengertian musik menurut para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa musik merupakan seni yang timbul dari perasaan atau pikiran manusia sebagai pengungkapan ekspresi diri, yang diolah dalam suatu nada-nada atau suara-suara yang harmonis. Jika musik diartikan sebagai ungkapan sederhana dari suasana hati jiwa atau respon harafiah terhadap peristiwa dari diri pribadi komponis, diperlukan informasi ataupun referensi yang cukup agar kita dapat menarik hubungan langsung antara kehidupan dengan karyanya.

B. Hubungan antara stres dan belajar

a. Hubungan antara stres dan memori
Hormon stres membawa pesan yang memberitahu sel-sel lain dalam tubuh kita apa yang harus dilakukan. Penerima pertama dari pesan ini reseptor hormon stres. Selain itu, ada reseptor hormon stres cukup banyak di mana-mana di tubuh kita, termasuk otak.

Menariknya, daerah otak yang sangat yang bertanggung jawab untuk belajar dan memori fungsi kita memiliki jumlah terbesar dari reseptor hormon stres. Kita harus selalu mengingat apa sistem respon stres kita awalnya dirancang untuk: membantu untuk memastikan kelangsungan hidup kita.

Sistem respon stres ini dilakukan dalam beberapa cara (yaitu memastikan kami memiliki cukup energi untuk melawan atau melarikan diri dalam menghadapi situasi yang mengancam), tetapi juga membantu untuk mengingat rincian yang relevan tentang situasi ini sehingga kita dapat menghindari mereka di masa depan atau lebih siap untuk menangani mereka untuk kedua kalinya.

Misalnya, jika kita telah mengambil rute yang berbeda kembali dari perburuan mammoth dan berakhir di saber wilayah harimau gigi (dan berhasil melarikan diri), kita perlu mengingat lokasi wilayah ini dan metode yang kita digunakan untuk pergi. Kami berhasil melakukan hal ini melalui aksi hormon stres di daerah otak yang penting untuk belajar dan memori. Indah mengatakan!

Pada manusia, tiga hal yang paling penting dalam belajar dan memori adalah daerah hippocampus, amigdala, dan korteks prefrontal. Masing-masing daerah otak ini sangat khusus untuk jenis tertentu dari pengolahan memori.

Hippocampus misalnya terlibat dalam memori spasial (yaitu di mana serangan harimau saber gigi berlangsung), amigdala terlibat dalam memori emosional (yaitu rasa takut kita merasa pada saat serangan yang mengakibatkan pelepasan hormon stres), dan korteks prefrontal membantu kita untuk mengevaluasi situasi untuk membuat keputusan tentang bagaimana bertindak (yaitu memperhatikan hanya rincian yang relevan -tiger- dan memutuskan mana untuk melemparkan tombak kami). Daerah otak ini semua saling berhubungan dan berbicara satu sama lain melalui beberapa sistem relay.

b. Hubungan Tingkat Stres dengan Prestasi belajar
Stres terjadi ketika ada persepsi bahwa tantangan yang diberikan lebih besar dari kemampuan kita. Stres bisa baik atau buruk, tergantung bagaimana kita menghadapinya. Stres yang baik menyebabkan penyempitan perhatian, stres yang buruk menyebabkan fokus pada hasil negatif. Stres yang buruk dapat mengganggu pembuatan sirkuit otak belajar lebih sulit. Perubahan fisiologis yang dihasilkan dari stres termasuk peningkatan denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuh. Stres berat dapat menyebabkan sakit kepala, air mata dan bisul. Stres tentu dapat mengganggu pembelajaran. Kebanyakan siswa dihadapkan dengan stres dalam kehidupan siswa mereka.

Dalam keadaan stabil dan normal perasaan sangat menolong individu melakukan perbuatan belajar tetapi perasaan dengan intensitas sedemikian tinggi sehingga pribadi kehilangan kontrol yang normal terhadap dirinya, misalnya takut, marah, stres, putus asa atau sangat gembira, ini semua akan menghambat proses belajar dan prestasi yang dicapai. Menurut Markam (2007), gejala-gejala perilaku yang utama dari stres salah satunya adalah menurunnya prestasi dan produktivitas, menunda, menghindari pekerjaan dan absen dari perkuliahan. Menurut asumsi peneliti keadaan psikologis seseorang berpengaruh pada tingkah laku, hubungan antar individu dan pencapaian yang dicapai seseorang seperi pencapaian prestasi belajar pada mahasiswa. Hal ini disebabkan karena terganggunya kesehatan fisik akibat stres yang dialami seorang mahasiswa sehingga menyebabkan ia mudah lelah, gangguan pernafasan, sakit kepala, sulit berkonsentrasi sehingga mengganggu mahasiswa tersebut pada saat proses belajar atau ujian sehingga menyebabkan prestasi belajar mahasiswa tersebut tidak maksimal. Mahasiswa dengan perolehan prestasi belajar yang baik maka stres yang dialami juga pada tingkat yang lebih rendah. Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti dari kusesioner yang diisi oleh responden, mahasiwa yang mengalami stres yang lebih tinggi dari pada yang tingkat sresnya rendah lebih cenderung marah karena hal-hal sepele, tidak dapat merasa perasaan positif, sulit untuk bersantai, mudah kesal, kehilangan minat akan segala hal, merasa gelisah dan sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam melakukan sesuatu. Perasaan, emosi dan suasana hati ini lah yang menyebabkan mahasiswa menjadi sulit berkonsentrasi dan menjadi hal yang mengganggu sehingga prestasi belajar yang dicapai tidak maksimal. Penyebab mahasiswa mengalami stres sangat beragam, diantaranya karena tugas-tugas perkuliahan, kuis, ujian, tidak lulus mata kuliah, sidang dan sebagainya. Bukan berarti mahasiswa tidak boleh diberikan tugas atau ujian tetapi bgaimana cara mahasiswa mengelola stres sehingga tidak terjadi penurunan prestasi belajar atau bahkan prestasi belajar yang dicapai rendah.

C. Hubungan antara Musik dan Belajar

Menurut penelitian terbaru tentang mendengarkan musik

a. Musik mengurangi stres dan kecemasan
Penelitian telah menunjukkan bahwa mendengarkan musik – setidaknya musik dengan tempo lambat dandengan nada rendah, tanpa lirik atau instrumentasi keras -bisa menenangkan orang, bahkan selama masa yang sangat stres atau sakit.

Musik dapat mencegah peningkatan kecemasan yang disebabkan denyut jantung dan tekanan darah sistolik, dan menurunkan kadar kortisol – yaitu semua tanda-tanda biologis dari stres. Dalam satu studi , peneliti menemukan bahwa pasien yang menerima operasi penyembuhan hernia yang mendengarkan musik setelah operasi mengalami penurunan kadar kortisol plasma dan secara signifikan mengurangi penggunaan morfin untuk mengatasi rasa sakit mereka. Dalam penelitian lain yang melibatkan pasien bedah, musik mengurangi efek stres yang lebih kuat daripada efek obat anxiolytic oral.

Pertunjukan musik, jika dibandingkan mendengarkan musik, mungkin juga memiliki efek yang juga sama-sama menenangkan. Dalam penelitian pada penyanyi paduan suara dewasa yang menyanyikan musik yang sama cenderung selaras sampai tingkat pernapasan dan jantung mereka, menghasilkan efek menenangkan. Sebuah studi baru-baru ini melibatkan 272 bayi prematur dengan paparan berbagai jenis musik – baik lagu pengantar tidur yang dinyanyikan oleh orang tua, atau instrumen yang dimainkan oleh seorang terapis musik – tiga kali seminggu selama pemulihan di sebuah ICU neonatal. Meskipun semua bentuk musik memiliki efek meningkatkan fungsi tubuh bayi, namun nyanyian dari orang tua memiliki dampak yang paling besar sekaligus mengurangi stres orang tuanya yang menyanyikan. Baca juga : Kenapa memperdengarkan musik pada bayi/janin bisa berpengaruh baik?

Meskipun terkadang sulit dalam studi seperti ini untuk memisahkan antara efek musik terhadap faktor-faktor lain, seperti dampak yang positif dari kontak sosial yang sederhana, namun setidaknya satu studi baru-baru ini menemukan bahwa musik memiliki kontribusi yang unik untuk mengurangi kecemasan dan stres anak-anak dirumah sakit, di luar kontribusi sosial.

b. Hubungan Musik dan Psikologi 
Stres merupakan salah satu sumber penyakit utama pada zaman modern ini. Stres bisa menyerang siapa saja, terutama orang yang kerjanya terburu-buru, dikejar target, tertekan, atau sedang banyak masalah. Jika dibiarkan stress akan mengganggu secara fisik maupun psikologis. ada banyak cara untuk mengatasinya salah satu yang simple dan mudah dilakukan adalah dengan mendengarkan musik.

Musik memberikan efek ajaib yang bisa menumbulkan melankolis, membebaskan dari tekanan batin, rasa kesepian, panik, meredam amarah dan masih banyak lagi gangguan mental lainnya yang bisa diredam hanya dengan memainkan/mendengarkan musik. Musik dengan kategori positif menghasilkan peningkatan suasana hati yang positif dan sebaliknya. pengaruh itu pun telah dibuktikan secara ilmiah disepanjang fase kehidupan manusia, mulai dari embiro sampai usia tua. musik juga bisa berpengaruh pada makhluk hidup lainnya, seperti tumbuhan dan hewan.

Sejarah penggunaan musik sebagai media penenang psikologi manusia telah dirintis sejak masa filosof Yunani kuno, Plato dan Aristoteles. Selama berabad-abad yang lalu, bangsa Iran memanfaatkan terapi musik sebagai metode penyembuhan dan menjadikannya sebagai faktor yang bisa menjaga kesehatan jiwa biasanya para terapis membagi musik menjadi 5 yaitu bertema trance, melow, semangat, ceria, dan relaksasi.

trance : adalah jenis musik yang mengandung ungkapan rasa ceria yang luar biasa. sehingga cocok untuk orang yang mengalami tekanan mental atau stress.

melow atau melankolis : adalah jenis musik yang menyayat perasaan. Musik bertema melankolis dalam kondisi normal bisa mengurangi rasa sakit dan nyeri.

Sementara jika didengar di saat sedih, bisa mempermudah bagi seseorang untuk menahan rasa duka. tapi jangan mendengarkan secara berlebihan karna bisa menimbulkan menurunnya semangat dan kebencian.

semangat : adalah jenis musik yang bisa membangkitkan reaksi kuat dan cepat yang disertai dengan tanggapan fisiologis. dan mudah dinikmati oleh kalangan muda. dan jenis musik ini tentu meningkatkan semangat.

ceria : yang ini sudah pasti musik yang bernada ceria dengan sentuhan irama yang menyenangkan.Musik seperti ini bisa meningkatkan gairah hidup dan memunculkan perasaan positif, sehingga bisa meningkatkan daya kerja. Jenis musik ini juga sangat bermanfaat untuk membangkitkan semangat dan keceriaan di kalangan anak-anak ataupun remaja.

relaksasi : adalah musik bernada lembut dan dapat menenangkan emosi yang mendengar. jenis musik ini dimanfaatkan untuk meningkatkan konsentrasi kerja dan menyeimbangkan emosi.

c. Musik dapat membantu memori
Anak remaja umumnya mendengarkan musik sambil belajar, dan mereka kebanyakan mengklaim bahwa hal itu membantu mengingat dengan lebih baik. Sekarang penelitian sudah membuktikan bahwa pendapat itu memang benar – dan memberikan wawasan yang bisa membantu orang yang menderita demensia.

Menikmati Musik memunculkan pelepasan dopamin, dan pelepasan dopamin ini telah terikat motivasi, yang pada gilirannya terlibat dalam pembelajaran dan memori. Dalam penelitian yang diterbitkan tahun lalu , siswa dewasa yang belajar di Hungaria diminta untuk berbicara, atau berbicara dengan cara berirama, atau menyanyikan frase dalam bahasa asing. Setelah itu, ketika diminta untuk mengingat frase asing, kelompok bernyanyi secara signifikan lebih baik daripada dua kelompok lainnya.

Bukti bahwa musik membantu memori telah menyebabkan peneliti untuk mempelajari dampak musik pada populasi khusus, seperti mereka yang menderita kehilangan memori karena sakit. Dalam percobaan 2008 , pasien stroke yang akan melalui rehabilitasi secara acak ditugaskan untuk mendengarkan sehari-hari baik musik dipilih sendiri, untuk buku audio atau apa-apa (selain menerima perawatan biasa). Para pasien kemudian diuji suasana hati mereka, kualitas hidup, dan beberapa langkah kognitif pada satu minggu, tiga bulan dan 6 bulan pasca stroke. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dalam kelompok musik meningkat secara signifikan lebih pada memori verbal dan memfokuskan perhatian dibandingkan kelompok lain, dan mereka kurang tertekan dan bingung daripada kontrol pada setiap titik pengukuran.

Dalam sebuah penelitian yang lebih baru; pengasuh dan pasien dengan demensia secara acak diberikan pembinaan, 10 minggu pelatihan bernyanyi, 10 minggu mendengarkan musik atau tidak. Setelah itu, pengujian menunjukkan bahwa menyanyi dan mendengarkan musik meningkatkan suasana hati, orientasi dan memori dan, untuk tingkat yang lebih rendah, perhatian dan fungsi eksekutif, serta memberikan manfaat lainnya. Studi seperti ini telah mendorong gerakan untuk memasukkan musik ke dalam perawatan pasien demensia, sebagian dipromosikan oleh organisasi seperti Music and Memory.

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil adalah sebagai berikut:
1. Stres merupakan suatu kondisi yang disebabkan adanya ketidaksesuaian antara situasi yang diinginkan dengan keadaan biologis, psikologis atau sistem sosial individu.
2. Menurut penelitian, ada 3 jenis stress, yaitu: stress kimia, stress fisik, dan stress emosional. Selain itu, ada juga beberapa jenis stress lain seperti stres baik, distres aku, distres internal, hipostres, dan eustres.
3. Musik merupakan sesuatu yang ada hubungan dengan bunyi dan memiliki unsur-unsur irama, melodi dan harmoni yang mewujudkan sesuatu yang indah dan dapat dinikmati melalui indra pendengar
4. Stres terjadi ketika ada persepsi bahwa tantangan yang diberikan lebih besar dari kemampuan kita. Stres bisa baik atau buruk, tergantung bagaimana kita menghadapinya.
5. Ketika stress, horomon stress akan membawa pesan yang memberitahu sel-sel lain dalam tubuh kita apa yang sebaiknya kita lakukan.
6. Tiga bagian otak yang paling penting dalam belajar dan memori adalah daerah hippocampus, amigdala, dan korteks prefrontal. 
7. Musik dengan tempo lambat dan dengan nada rendah, tanpa lirik atau instrumentasi keras memberikan efek yang dapat menenangkan.
8. Musik memberikan dampak yang sangat luar biasa yang dapat menimbulkan melankolis, membebaskan dari tekanan batin, rasa kesepian, panik, meredam amarah
9. Penelitan membuktikan bahwa mendengarkan musik sambil belajar dapat membantu individu untuk mengingat pelajaran dengan lebih baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar