Jumat, 02 Oktober 2015

Faktor Genetik & Stimulasi Otak

Setiap orang tua mengidamkan memiliki anak yang sehat, cerdas, berpenampilan menarik, dan berakhlak mulia. Prinsip memperhatikan bibit, bobot, bebet yang berkembang di masyarakat kita sejak jaman dahulu dalam memilih calon pasangan hidup salah satunya bertujuan untuk mendapatkan keturunan yang sesuai dengan kriteria tersebut. Seiring dengan perkembangan jaman prinsip tersebut cenderung telah diabaikan, padahal prinsip tersebut tidak selamanya bertentangan dengan teori pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun, selain faktor keturunan masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi kualitas seorang anak. Kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembang. Proses tumbuh kembang merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik/keturunan adalah faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal dari ayah dan ibu, sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik, psikologis, dan sosial.

Otak adalah organ yang paling penting dalam tubuh manusia. Organ inilah yang mengontrol seluruh kerja tubuh. Otak bayi akan tumbuh menjadi besar, berkembang dan menjadi matang. Awal pembentukan susunan saraf pusat atau otak terjadi setelah kehamilan 3 - 4 minggu kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan otak diawali dengan pembentukan lempeng saraf (neural plate) pada masa embrio sekitar hari ke-16. Kemudian menggulung membentuk tabung saraf (neural tube) pada hari ke-22. Perkembangan otak sangat kompleks dan memerlukan beberapa tahapan perkembangan, yang terjadi atas penambahan sel (proliferasi), perpindahan sel (migrasi), perubahan sel (diferensiasi), pembentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya (sinaps), dan pembentukan selubung saraf (mielinasi). Perkembangan otak dipengaruhi faktor genetik dan distimulasi oleh lingkungan baik kualitas maupun kuantitas, hal ini menyebabkan keanekaragaman individual yang tidak identik. Selain itu perkembangan sel-sel otak juga tergantung dari setiap rangsangan yang diterima, baik rangsangan yang positif maupun negatif dari sekelilingnya.

Pengaruh Genetik

Genetik adalah Genetika adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun suborganisme. Perkembangan otak dipengaruhi faktor genetik dan stimulasi lingkungan baik kualitas maupun kuantitas, hal ini menyebabkan keanekaragaman individual yang tidak identik. Selain itu perkembangan sel-sel otak juga tergantung dari setiap rangsangan yang diterima, baik rangsangan yang positif maupun negatif dari sekelilingnya.

Perbedaan secara genetik antara laki-laki dan perempuan karena perbedaan jumlah gen pada kromosom X dan Y. Kromosom Y mempunyai gen Sry yang menyebabkan testis berkembang dan menghasilkan testosteron yang cukup, yang berakibat pada maskulinisasi (Arnold, 2004b).

Selama pubertas, perbedaan hormon gonad berpengaruh terhadap perbedaan fungsi otak beberapa dimorfisme dan perbedaan mekanisme jenis kelamin. Pada kasus yang khusus pemberian testosteron pada seorang wanita normal akan merubah sifat menjadi maskulin, sebaliknya pemberian perlakuan dengan cara memblok peran hormon testosteron, seorang laki-laki akan mengalami demaskulinisasi.

Perubahan homon steroid selama perode kritis pertumbuhan misalnya dengan cara kastrasi atau memberi perlakuan testosteron pada wanita dapat menyebabkan perkembangan otak yang berlawanan. Perubahan perilaku seksual karena pengaruh hormon testosteron juga berpengaruh pada perilaku sosial dan bermaca-macam faktor psikologi (Olesen et al., 2005). Pemberian Hormon steroid menyebabkan terjadinya perubahan pada perkembangan otak melalui reseptor steroid intraseluler. Ikatan streroidreseptor akan menyebabkan penyesuaian ikatan dengan mengikat ligand. Steroid-reseptor kemudian akan mengikat DNA dan merekrut protein tambahan termasuk koaktifator untuk membentuk kompleks transkripsi. Kompleks ini akan mengawali transkripsi gen dan akan merubah ekspresi protein. 

Peran kromosom kelamin pada perkembangan otak

Otak orang dewasa terdiri 95-100 milyar neuron dan sebanyak satu trilyun sel glia. Sel saraf orang dewasa mempunyai kira-kira 5,000-200,000 sinapsis. Neurons Aneuploid merupakan kelainan saraf yang disebabkan oleh ketidak normalan kromosom. Adanya abnormalitas kromosom di jaringan neuronal dapat berpengaruh negatif pada hubungan atara neuron-neuron atau neuron-glia serta fungsi normal otak. Oleh karena itu, variasi kromosom pada perkembangan otak manusia dapat mengakibatkan patogenesis retardasi mental.

Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase ”Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Selain itu, penanganan kelainan yang sesuai pada masa golden age dapat meminimalisasi disfungsi tumbuh kembang anak sehingga mencegah terjadinya disfungsi permanen. 

Pemantauan tumbuh kembang anak meliputi pemantauan dari aspek fisik, psikologi, dan sosial. Sedini mungkin pemantauan dapat dilakukan oleh orang tua. Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh). Perkembangan (development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi selsel, jaringan, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. 

Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan ukuran, perubahanproporsi, hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri baru. Keunikan pertumbuhan adalah memp unyai kecepatan yang berbeda-beda di setiap kelompok umur dan masingmasing organ juga mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat, yaitu masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun, dan masa pubertas. 

Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan, sehingga setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Perkembangan fase awal meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial, dan bahasa. Perkembangan pada fase awal ini akan menentukan perkembangan fase selanjutnya. Kekurangan pada salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek lainnya.

Pertumbuhan dan Perkembangan Otak Anak

Pertumbuhan otak pada usia dini sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Sesudah lahir, kegiatan otak dipengaruhi dan tergantung pada kegiatan sel syaraf dan cabang-cabangnya dalam membentuk sambungan antar sel syaraf. Melalui persaingan alami, sambungan yang tidak atau jarang digunakan akan mengalami kematian. Pemantapan sambungan terjadi apabila sel syaraf mendapat informasi yang mampu menghasilkan letupan-letupan listrik hingga membentuk sambungan sambungan sel syaraf baru. Kualitas kemampuan otak dalam menyerap dan mengolah informasi tergantung dari banyaknya neuron yang membentuk un it-unit. Stimulasi yang diberikan sejak dini akan mempengaruhi perkembangan otak.

Otak akan semakin berkembang apabila stimulasi yang diberikan semakin banyak. Anak perlu mendapat lingkungan yang merangsang pertumbuhan otak dan selalumendapatkan stimulasi psikososial. 

Stimulasi sosial secara mudah daapt diberikan dengan cara sentuhan dan mengajak anak bermain. Apabila hal tersebut tidak diperoleh anak, maka anak dapat mengalami berbagai penyimpangan perilaku. Contoh penyimpangan perilaku adalah hilangnya citra diri, rendah diri, penakut, tidak mandiri atau sebaliknya anak menjadi agresif dan tidak mempunyai rasa malu. 

Derajat kesehatan dan gizi yang buruk juga akan menghambat pertumbuhan otak. Akibatnya hal ini akan menurunkan kemampuan otak dalam mencatat, menyerap, menyimpan, memproduksi, dan merekonstruksi informasi. Selain itu, masalah ini juga dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan fisik.

Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Otak Anak

Stimulasi adalah cara-cara yang kita lakukan agar terjadi perkembangan. Stimulasi sangat membantu dalam menstimulasi otak untuk menghasilkan hormon-hormon yang diperlukan dalam perkembangannya. Stimulasi dapat diberikan dalam berbagai bentuk yang sederhana dan mudah untuk dilakukan.

Stimulasi tersebut dapat berupa kehangatan dan cinta tulus yang diberikan orang tua. Selain itu, orang tua dapat memberikan pengalaman langsung dengan menggunakan panca inderanya (penglihatan, pendengaran, perasa, peraba, dan penciuman). Interaksi anak dan orang tua melalui sentuhan, pelukan, senyuman, nyanyian, dan mendengarkan dengan penuh perhatian juga merupakan bentuk stimulasi secara dini. Ketika anak yang belum dapat berbicara mengoceh, ocehan itu perlu mendapatkan tanggapan sebagai bentuk stimulasi kemampuan bicara anak. Sejak dini orang tua semestinya mengajak bercakap-cakap dengan suara lembut dan memberikan rasa aman kepada anak.

Ketika dilahirkan, otak anak sudah mempunyai sel syaraf yang bermilyaran jumlahnya, namun jumlah itu banyak yang hilang seteah dilahirkan. Ketika otak mendapatkan suatu stimulus yang baru, maka otak akan mempelajari sesuatu yang baru. Stimulus tersebut akan menyebabkan sel syaraf membentuk sebuah koneksi baru untuk menyimpan informasi. Sel-sel yang terpakai untuk menyimpan informasi akan mengembang, sedangkan yang jarang atau tidak terpakai akan musnah. Di sinilah pentingnya suatu stimulasi yang rutin diberikan. Stimulasi yang terus-menerus diberikan secara rutin akan memperkuat hubungan antarsyaraf yang telah terbentuk sehingga secara otomatis fungsi otak akan menjadi semakin baik.

Stimulasi yang diberikan sejak dini juga akan mempengaruhi perkembangan otak anak. Stimulasi dini yang dimulai sejak usia kehamilan 6 bulan sampai anak usia 2-3 tahun akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam ukuran serta fungsi kimiawi otak. Berikut ini beberapa tips dari Dr. Soedjatmiko, SpA (K), MSi tentang stimulasi dini pada balita:

1. Dalam memberikan stimulasi dini metode yang dapat dipakai meliputi dengar, lihat, dan tiru/coba
2. Bagian yang distimulasi adalah otak kanan-kiri, sensorik, motorik, kognitif, komunikasi- bahasa, sosio-emosional, kemandirian, dan kreativitas
3. Cara melakukan stimulasi adalah dengan memberikan rangsangan berupa suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi, membaca, mencocokkan, membandingkan, mengelompokkan, memecahkan masalah, mencoret, menggambar, merangkai, dll.
4. Waktu melakukan stimulasi adalah setiap kali orang tua berinteraksi dengan anak (menyusui, menidurkan, memandikan, ganti baju, bermain, nonton TV, dsb).

Perkembangan otak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor genetik dan stimulasi. Faktor genetik berhubungan dengan gen yang terdapat di dalam kromosom. Gen Sry terdapat pada lengan pendek kromosom Y yang berperan penting dalam pengendalian hormon testosteron dan perkembangan otak laki-laki. Kelainan pada kromosom X dapat menyebabkan terjadinya kelainan pada volume maupun fungsi otak baik pada jenis kelamin laki-laki maupun perempuan.

Stimulasi yang terus-menerus diberikan secara rutin akan memperkuat hubungan antarsyaraf yang telah terbentuk sehingga secara otomatis fungsi otak akan menjadi semakin baik. Stimulasi yang diberikan sejak dini juga akan mempengaruhi perkembangan otak anak. Berikut ini beberapa tips dari Dr. Soedjatmiko, SpA (K), MSi tentang stimulasi dini pada balita:

1. Dalam memberikan stimulasi dini metode yang dapat dipakai meliputi dengar, lihat, dan tiru/coba
2. Bagian yang distimulasi adalah otak kanan-kiri, sensorik, motorik, kognitif, komunikasi- bahasa, sosio-emosional, kemandirian, dan kreativitas
3. Cara melakukan stimulasi adalah dengan memberikan rangsangan berupa suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi, membaca, mencocokkan, membandingkan, mengelompokkan, memecahkan masalah, mencoret, menggambar, merangkai, dll.
4. Waktu melakukan stimulasi adalah setiap kali orang tua berinteraksi dengan anak (menyusui, menidurkan, memandikan, ganti baju, bermain, nonton TV, dsb).

1 komentar: