Jumat, 10 Februari 2012

Wacana Persuasif

Pengertian Wacana Persuasif

Karangan ini bertujuan memengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu atau karangan yang besifat mengajak pembaca dengan menyampaikan alasan, contoh, dan bukti yang meyakinkan sehingga pembaca bersedia melaksanakan ajakan hal-hal yang baik demi kepentingan masyarakat. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap balasan berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.

Ciri-ciri Wacana Persuasif

Harus menimbulakn kepercayaan pada pendengar/pembacanya.
Bertolak atas pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
Harus menciptakan persesuaian melalui kepercayaan antara, pembicara/penulis dan yang diajak berbicara/pembaca.
Harus menghindari konflik (baik dalam pemikiran pembaca atau sesame pembaca) agar kepercayaan tidak hilang dan tujuan tercapai.
Harus ada data dan fakta secukupnya untuk mendukung ajakan.

Langkah menyusun Wacana Persuasi:
Menentukan topik/tema
Merumuskan tujuan
Mengumpulkan data dari berbagai sumber
Menyusun kerangka karangan
Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi

Yang tergolong kedalam Wacana Persuasif:
Bentuk pidato, misalnya propaganda, kampanye lisan
Bentuk tulisan berupa iklan dan selebaran.
Bentuk elektronik, misalnya iklan di TV, bioskop, dan internet

Karangan persuasi dibagi menjadi empat macam, yaitu:
1. Politik
2. Pendidikan
3. Advertisi
4. Propaganda

Contoh Paragraf Persuasif

Perilaku Menyampah

Di kota besar, setiap orang mencari kemudahan dalam hidup. Kebiasaan makan, misalnya, di kota besar, restoran fast food cenderung menggunakan kemasan yang terbuat dari plastik atau stirofoam yang sekali pakai langsung buang. Kemasan kue dahulu menggunakan daun pisang yang bisa membusuk, sekarang cenderung menggunakan plastik. Semua itu kebiasaan impor yang bukan budaya Indoesia. Budaya Indonesia menggunakan daun pisang atau daun jati.

Sebenarnya volume sampah dapat dikurangi drastis bukan hanya dengan menangani sampah plastik dengan sebaik-baiknya atau dengan daur ulang tetapi bagaimana menghindari seminim mungkin perilaku menyampah. Hanya kekuatan konsumen yang bisa menekan produsen mengurangi bahan-bahan yang makin menambah volume sampah.

Semaksimal mungkin semua orang harus mengurangi penggunaan kemasan-kemasan yang kemudian akan menjadi sampah yang tidak bisa hancur. Misalnya, menghindari membeli makanan dan minuman yang menggunakan kemasn plastik, stirofoam, atau kalaupun terpaksa membeli, ambil saja makanannya, kemasan dikembalikan lagi kepada penjualnya. Rasanya tidak menggunakan kemasan plastik tidak akan mengurangi kenyamanan hidup ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar